Sudah setahun sejak kau pergi, meninggalkan diriku dan putrimu.
Banyak perubahan yang telah terjadi sejak kau bersemayam didalam situ.
Kesedihan ini masih tersimpan dan tak ada pengobat rindu yang lebih hebat kecuali kau temui aku didalam mimpi yang selalu menjadi indah untukku.
Kau tak akan mengira bahwa candaanmu "mending aku mati aja deh mi, jadi kan rumah lunas, aku gak sakit2an lagi" telah menjadi nyata.
Semenjak kau hilang Pi, aku hanya dapat memeluk pasrah akan kehendakNya.
 
Percuma bersedih, karena Dia pasti merawatmu lebih baik dariku sebagai istrimu di alam ini.
Allah pasti sangat menyayangimu, sehingga kau cepat datang menemuiNya.
Aku yang hamba dengan banyak kekurangan, tak pantas akan protes kepadaNya.
Tuhan pasti mengetahui yang terbaik untukmu, untukku, dan untuk putri kita.
Semua hanya butuh kesabaran dan pengertian yang dalam akan kepergianmu untuk selamaNya.
Doaku hanyalah, ingin kau disana tersenyum dan tenang tanpa merisaukan aku dan Yasmine disini.
Aku dan Yasmine akan menjadi wanita yang kuat. 

Hidup kami disini baik-baik saja, hanya aku yang agak sedikit lepas kontrol terhadap apa yang kau tinggalkan.
Namun aku berusaha memperbaikinya, aku tau kau pasti bersedih bila aku tetap begitu.
Maafkan aku ya Pi, aku harus banyak belajar darimu.

Kadang tak bisa aku tahan rasa akan kerinduanmu bila ada temanku yang menanyakan keadaanku setelah kepergianmu. Aku hanya bisa menangis sedih, tanpa kepura-puraan diriku memang sangat merindukanmu.
Aku tak membutuhkan kekayaan berlimpah untuk bahagia bersamamu, karena kau tau bahwa niat awal pernikahan kita adalah untuk membangun bersama keluarga yang bahagia, sakinah, mawaddah dan warrahmah.

Susah sedih, Canda tawa, senang atau terluka dulu kita nikmati bersama.
Aku masih ingat caramu menciumi rambutku, mencium kepalaku dengan rasa kasih sayang lembut serta menggondong Yasmine dengan keBapakan-mu. 
Meskipun pernikahan kita "sakit", tapi kita masih bisa tertawa bersama walaupun hanya dengan makan 2 piring nasi serta krupuk dan kecap.
Satu yang kau ajarkan kepadaku, Jangan pernah Menyusahkan Orang Lain, dan hal itulah yang berusaha kulakukan sekarang ini dan akan kuajarkan pada anak kita. Hal itu pula yang memudahkan semua prosesi untukmu kehadapan Sang iLahi.
Kau hidup dengan dipenuhi rasa menutupi hal susah-mu didepan orang lain, tak pernah mau mengeluh walalupun sangat parah, bahkan saat hari terakhir, teman sekantormu tak ada yang mengetahui penderitaan ragamu, kau selalu menimpali mereka dengan senyum rendah hati dan pernyataan sepele yang tak dikira didalam situ terdapat raga yang sedang rapuh.

Hidup tak melulu berputar menangisi kepergianmu sayang...
Sungguh kami disini merindukan tawa ringanmu, candamu yang selalu bikinku tergelak, dan pelukanmu yang menghangatkanku dan Yasmine. Yasmine terutama sangat merindukan kasih sayangmu.
Ading Riza yang kita sepelekan karena kesembronoannya, adalah menjadi orang terdekatnya saat ini.
Setiap sore anakmu mengetuk-ngetuk kamarnya, untuk diajak mengitari Barabai untuk makan pentol Bakso bersama.
Setiap Riza datang dari pergi setelah beberapa hari, dia pasti mengejar Riza untuk dapat memeluknya erat selang beberapa menit. Yasmine sangat manja kepadanya, dan juga pada beberapa lelaki yang telah dekat dengan keluarga seperti Mail anak teman mama yang postur tubuhnya mirip sepertimu, si Ajri tukang kayu gak nggenah tapi kalo sm Yasmine akrab bgt, atau dengan Kai eddy, pamanku, yang dipanggil sm yasmine adalah Kai Jajan karena dia punya warung.

Dearest My Love....
I just can't say something right now more than i've writed.
Sungguh kerinduan ini hanya untukmu suamiku.
Doakanlah kami yang disini.
Hidup memang berat, tetapi lebih berat bila kau tetap menderita dalam sakitmu sayang.
I Love You always dear....